“KEADILAN YANG MENYELAMATKAN”

Image result for keadilan

Mazmur 24:1-6

Akhir-akhir ini beredar kabar pejabat Mahkamah Konstitusi dijadikan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).  Didalam kantornya ditemukan narkoba.  Berita tersebut membuat masyarakat mengelus dada.  Lembaga hukum tertinggi di Indonesia, yang kedudukannya setara dengan kepresidenan, justru melanggar hukum.  Lalu apa yang bisa diharapkan dari keadilan yang dihasilkan oleh lembaga dunia ini ?

Pemazmur menaruh pengharapannya hanya kepada Tuhan.  Ia meyakini keadilan yang menyelamatkan hanya didapat dari Allah pencipta langit dan bumi dan segala isinya.  Allah akan memberkati dan memberikan keadilan yang menyelamatkan bagi bagi orang yang takut akan Tuhan.  Dikatakan bahwa "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya pada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.  Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia (ay.4-5).


Oleh karenanya, kita tidak perlu berkecil hati apabila melihat dan merasakan keadilan di dunia ini belum menjadi kenyataan.  Kita letakkan pengharapan kita akan keadilan hanya pada Tuhan saja. Untuk mendapatkan keadilan dari Allah maka kita juga perlu bertindak Adil.  Mengusahakan kehidupan yang “bersih”, jauh dari tindakan dosa. Mengusahakan kebaikan kepada sesama dan menjauh dari tindakan kejahatan demi kepentingan diri sendiri.

Oleh Pdt.Iwan Firman Widiyanto, M.Th.

“KEADILAN DARI PERSPEKTIF JAMAN AKHIR”

Image result for kitab wahyu

(Wahyu 7:9-17)

Kitab Wahyu disebut sebagai kitab Apokaliptik yaitu  kitab yang berisi tentang penyingkapan rahasia Tuhan mengenai akhir dari sejarah Manusia.  Menurut para ahli,  kitab ini ditulis sekitar akhir abad pertama Masehi.  Mempunyai latar belakang sejarah penganiayaan kaisar Romawi Domitianus (tahun 81-91 M) dan kaisar Trayanus.  Kaisar Domitianus menetapkan bahwa orang Kristen harus menyembah kaisar sebagai dewa. Selanjutnya Kaisar Trayanus menambahkan bahwa Kaisar yang meninggal juga harus disembah sebagai dewa.  Orang Kristen yang melawan perintah negara maka akan mendapatkan penghukuman dan penganiayaan hebat.

Dalam situasi itu jemaat bertanya-tanya mengenai kelanjutan pemerintahan Allah.  Kitab wahyu menjawab pertanyaan itu bahwa Tuhan menyediakan upah bagi umat Allah yang setia dan berani kehilangan nyawa karena Kristus (ay.14-17).  Dalam hal ini Allah dinyatakan akan menunjukkan keadilanNya kepada seluruh umat pada jaman akhir.  Ia akan membalaskan setiap orang menurut perbuatannya (22:12-13).

Bagi umat beriman penderitaan dan kesusahan karena Kristus tidak akan sia-sia.  Tuhan akan menganugerahi hidup kekal dalam kebahagiaan bersama Kristus untuk selama-lamanya.  Sedangkan orang yang melawan Tuhan dan menganiaya jemaat akan mendapatkan penghukuman.



Oleh Pdt.Iwan Firman Widiyanto, M.Th.

“Janganlah Bimbang, Sebab Aku ini Allahmu”

Image result for jangan bimbang

(Yesaya 41:10,13-20)

Seorang kawan sedang bergumul berat.  Ia mengalami kebimbangan karena harus memilih beberapa tempat pelayanan untuk bekerja.  Pada saat ini Ia telah bekerja di suatu lembaga yang menaunginya bahkan sebelum ia lulus dari pendidikan.  Sebenarnya Ia telah menikmati pekerjaan yang telah digelutinya saat ini.  Meski tantangannya banyak dan pendapatan yang didapatkan juga tidak seberapa, cukup untuk hidup.  Yang menjadikannya bingung adalah saat ini Ia sedang ditawari oleh lembaga yang sejenis dengan fasilitas dan penghasilan yang cukup menggiurkan.  Ia tidak mau gegabah, Ia ingin mempergumulkannya sungguh-sungguh dihadapan Tuhan.  Sedang kawan yang lain, dengan halus mendorong kawan saya ini untuk menerima tawaran gaji yang lebih tinggi itu dengan berkata, “Pak, sekarang ini tidak usah berpikir mengenai kesetiaan, ambil keputusan berdasarkan kebutuhan perut”.  Kalau saudara dalam posisi kawan saya yang bergumul, pilihan mana yang akan saudara ambil ?

Firman Tuhan kepada Yesaya ini menarik, mengingatkan bahwa Tuhanlah penolong yang sesungguhnya (Yes.41:10,13-14).  Maka kita tidak perlu takut dengan keputusan apapun yang kita ambil asalkan telah dengan sungguh-sungguh bergumul dengan Tuhan.  Bahkan Ia mengatakan bahwa Dialah yang akan memberi kita kemenangan.  Saya berkata kepada kawan yang sedang bergumul tadi.  Kalau ambil keputusan mengenai penawaran itu, jangan hanya berdasarkan pertimbangan materi seperti; fasilitas-fasilitas, gaji atau keuntungan-keuntungan yang akan kita peroleh saja.  Namun pertimbangkanlah visi Tuhan.  Karena Tuhanlah sumber rejeki yang sejati, pekerjaan hanyalah salah satu sarana Tuhan mencurahkan berkatNya.  Tuhanlah yang akan membuat hidup kita bermakna dan berdampak hebat,  powerfull (ay.15-16).  Ia tidak akan menutup mata terhadap kebutuhan kita (ay.17).  Bahkan Ia sanggup mengubah situasi yang tidak menguntungkan menjadi sumber berkat bagi kita (ay.18-19).  Dan apa yang dilakukannya kepada kita itu akan menjadi kesaksian yang luarbiasa bagi banyak orang.  Menunjukkan bahwa Tuhan itu sunggguh yang Mahakudus dan Mahakuasa.

Saya telah membuktikan Firman Tuhan ini.  Baru-baru ini seorang kawan yang lain berkata dengan jujur kepada saya.  Kawan ini dulu pernah week End lama di gereja ini.  Ia berkata, “Pak, dulu saya pernah bertanya dalam hati, setelah melihat keadaan srumbung gunung yang penuh keterbatasan ini, apakah gereja ini punya masa depan yang baik?”.   “Dan sekarang Saya benar-benar kaget, ternyata pekerjaan Tuhan di Srumbung Gunung luar biasa”.  Jadi saudara janganlah bimbang dan takut dengan masa depan saudara.  Yakinlah jika saudara benar-benar berserah dan berpengharapan pada Tuhan, maka saudara sungguh-sungguh akan mengalami pertolongan Tuhan yang ajaib.  Terimalah Firman Tuhan yang meneguhkan ini, “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!.

Oleh Pdt.Iwan Firman Widiyanto, M.Th. 


“Cepat Mendengar, Tetapi Lambat Berkata-kata”

Image result for bos marah


(Yakobus 1:19-20)

Seorang Bos tiba-tiba memecat karyawan yang sudah berpuluh-puluh tahun mengabdi di perusahaannya.  Karyawan tersebut dipecat karena si Bos mendengar isu yang telah beredar di kalangan internal yang menyatakan bahwa karyawan tersebut mengatakan bahwa si Bos suka marah-marah.  Beberapa bulan kemudian, dalam sebuah perjalanan dinas, seorang diri, si Bos mengalami pecah ban di tempat yang sangat sepi.   Tiba-tiba saja ada seorang dari kejauhan yang mendekat hendak menolong si Bos.  Ternyata orang tersebut adalah si Karyawan yang pernah di pecatnya dulu.  Keduanya menjadi kaget.  Namun si Karyawan dengan tulus menawarkan bantuan untuk mengganti ban mobil si Bos.  Si Bos pun terpaksa mengijinkannya karena tidak ada orang lain lagi ditempat itu.  Lalu si Bos pun bertanya kepada mantan karyawannya itu, “Mengapa kamu menyebarkan isu bahwa aku suka marah ?”.  Lalu si Karyawan menjawab,  “  Maaf pak, saya tidak menyebarkan isu tersebut, namun informasi yang Bapak terima kurang lengkap.  Pada waktu itu saya menegur karyawan Bapak yang kepergok mencuri bensin mobil.  Lalu saya bilang kepada dia bahwa Bapak suka marah kepada orang yang tidak jujur.   Namun karyawan itu langsung pergi setelah mendengar teguran dari saya".  Si Bos terperanjat,  Ia lalu meminta maaf karena tidak menanyakan permasalahan sebenarnya kepada si Karyawan .  Lalu si Bos mengangkat kembali karyawannya itu, bahkan diberikan di posisi yang lebih baik.

Amarah memang tidak memandang status sosial.  Orang dengan pendidikan tinggi dan jabatan yang prestisiuspun bisa dihinggapi oleh amarah.  Lalu berdasarkan perasaan emosionalnya orang membuat suatu keputusan.  Dan biasanya keputusan yang dilakukan dengan disertai amarah yang meluap-luap akan menjadi keputusan yang salah.  Amsal dan pemazmur menyebut orang yang tidak bisa mengendalikan amarahnya sebagai orang bodoh dan bebal (Amsal 29:11; Peng.7:9). Sedangkan rasul Yakobus mengatakan bahwa, “Amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah”.  Ia mengajarkan kita untuk mengendalikan diri kita dari sikap marah-marah.  Selanjutnya justru mengedepankan sikap yang rela mendengar.  Dalam arti mau memahami suatu akar permasalahan.  Rela untuk mencari konfirmasi atau melakukan cek dan ricek terlebih dahulu terhadap suatu perkara.  Baru setelah mendapatkan gambaran yang mendalam berkaitan dengan suatu perkara kemudian membuat keputusan yang tepat.

Memang tidak mudah mendengar dan mengendalikan amarah itu.  Butuh kesabaran untuk memahami segala sesuatu dengan mendalam.  Namun sikap semacam itu justru akan menghindarkan kita dari bencana yang lebih besar.  Mampu menyelamatkan kita dan orang lain dari keputusan-keputusan gegabah.  Mari belajar mendengar, memahami segala sesuatu dengan baik sebelum meloakukan tindakan apapun.

Oleh Pdt. Iwan Firman Widiyanto, M.Th.



“JANGAN ADA PERPECAHAN”

Image result for berkat kerukunan dalam mazmur

(1 Kor.1:10-17)

Seorang auditor mengemukakan pendapatnya tentang sebuah lembaga yang baru saja diperiksanya.  “ Ah, sayang sekali, lembaga setua ini kok masih seperti ini, belum apa-apa, mestinya sudah jauh lebih maju”, demikian pendapatnya.  Memang saya melihat lembaga lain yang seusianya sudah berkibar perannya secara nasional bahkan internasional.  Setelah saya renungkan ternyata lembaga tersebut sering terlibat konflik internal yang tidak pernah selesai dengan baik.  Muncul klik klik  disana-sini, saling menyerang dan membenarkan diri sendiri. Kemudian muncul barisan luka hati, mengakibatkan kerjasama susah tercipta. Selain itu energi kreatif yang seharusnya sangat signifikan dipakai untuk membawa kemajuan, terkuras untuk menghadapi konflik-konflik yang sia-sia.

Rasul Paulus memberikan nasehatnya kepada jemaat Korintus yang sedang dilanda perselisihan yang hebat.  Terdapat klik-klik diantara mereka, ada yang menyebut diri sebagai golongan Paulus, Apolos, Kefas dan Kristus.  Mungkin masing-masing golongan tersebut saling membanggakan dan membenarkan diri, mengorganisir kelompoknya untuk mencapai kepentingannya sendiri, sehingga timbul banyak konflik diantara jemaat yang dapat menimbulkan perpecahan.  Paulus mengajak jemaat untuk bersatu, seia sekata dan sehati sepikir (ay.10).  Paulus mengajak jemaat untuk tidak fokus kepada kepentingan golongannya masing-masing, namun justru diarahkan kembali untuk melihat kepada Kristus saja.  Melayani Kristus dan memajukan pekerjaan pengkabaran Injil.

Tuhan Yesus sendiri tidak menghendaki perpecahan.  Ia sangat mengharapkan para muridNya hidup dalam persatuan (Yoh.17:11b-23).  Karena dalam persatuan disana ada berkat (Maz.133:1-3).  Bahkan Mukjijat Ilahi juga dicurahkan kedalam komunitas yang menjaga kehidupan yang rukun. Marilah kita bersama hidup saling merendahkan diri, saling mengasihi,  mendukung dan mendoakan agar persatuan diantara jemaat tercipta, sehingga pekerjaan pekabaran Injil memperoleh kemajuan yang signifikan.


Oleh Pdt.Iwan Firman Widiyanto, M.Th.

"JADIKAN SEMUA BANGSA MURIDKU"

Image result for JADIKAN SEMUA BANGSA MURIDKU cartoon

(Matius 28:18-20)


Menjelang tahun ajaran baru setiap sekolah baik dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi berlomba-lomba untuk mencari murid.  Mereka melakukan banyak usaha yang kreatif dan menarik agar sekolahnya dilirik oleh calon orangtua ataupun siswa.  Usaha itu bisa berupa promosi yang besar-besaran dengan memperlihatkan keunggulan fasilitas sekolah maupun prestasi akademik yang telah diperoleh sekolah tersebut. Sekolah yang terbukti mempunyai fasilitas yang lengkap dan memiliki prestasi akademik yang baik biasanya menjadi pilihan bahkan rebutan bagi para calon murid.  Bahkan  para orangtua ataupun calon murid tidak segan-segan menguras lumbung keuangannya demi mendaftar menjadi siswa di sekolah favorit  yang mahal tersebut.

Kita sebagai murid Kristus secara pribadi maupun secara komunal yang dipersatukan  dalam lembaga gereja juga mempunyai tugas utama untuk mencari murid bagi Tuhan Yesus.  Pergi keseluruh bangsa dan mengajar mereka untuk melakukan segala sesuatu seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus.  Kemudian membaptis mereka dalam nama Bapa,putra dan Roh Kudus sebagai proklamasi bahwa orang tersebut telah hidup bertobat dan menjadi bagian dalam tubuh Kristus.

Lalu bagaimana caranya ? Sebagai pribadi dan gereja kita perlu menjadi menarik.  Baik secara fisik maupun rohani.  Kehidupan kita secara utuh perlu terbukti menarik sehingga banyak orang akan melihat dan bahkan tanpa diminta bersedia “mendaftar” atau menyerahkan dirinya, bahkan berani membayar harga yang mahal untuk menjadi murid Kristus.  Dengan demikian tugas utama dari Tuhan Yesus bagi kita semua dapat terlaksana dengan baik. 

Oleh Pdt.Iwan Firman Widiyanto, M.Th.

“HIDUP DALAM DAMAI BERSAMA DENGAN SELURUH CIPTAAN”

Image result for peace cartoon

(Yesaya 11:1-8)

Pada perikop ini nabi Yesaya menubuatkan kedatangan seorang pemimpin yang akan membawa kehidupan kedalam kedamaian.  Kehidupan kedamaian yang dilukiskan sangat menarik; Srigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring disamping kambing, anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama…(ay.6-8).  Digambarkan bahwa sudah tidak ada lagi hubungan memangsa dan dimangsa atau hubungan permusuhan.  Tidak ada sikap mengorbankan atau  mematikan orang lain demi kepentingannya sendiri.  Dipihak lain tidak ada lagi kecemasan atau kekawatiran karena merasa terancam dari pihak lain.  Yang ada hanyalah ketenangan dalam menjaga hidup berdampingan dengan penuh sukacita.  Bersama-sama menikmati dan merayakan kehidupan sebagai anugerah Tuhan.

Namun saya akan membaca secara terbalik kisah ini, yaitu bahwa kita perlu membangun diri dengan sikap dan karakter dari raja damai tersebut sehingga kita akan menikmati suasana kedamaian seperti yang dilukiskan dalam perikop tersebut. Maka sikap yang perlu dibangun pertama; Membangun spiritualitas yang kuat (ay.2-3) yang menghasilkan hikmat, pengertian, nasehat, keperkasaan, pengenalan dan takut akan Tuhan.  Kedua; bertindak adil, jujur, berani, benar dan setia.

Bayangkan dampak yang dihasilkan oleh tindakan yang demikian itu.  Dikatakan sudah tidak ada lagi yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk, selanjutnya diseluruh bumi dipenuhi dengan pengenalan akan Tuhan.  Mari kita belajar mempraktekkan kehidupan yang menghasilkan kedamaian itu dari komunitas yang paling kecil yaitu keluarga,  gereja dan masyarakat. Amen

Oleh Pdt.Iwan Firman Widiyanto, M.Th.