“Kemiskinan dan cemooh menimpa orang
yang mengabaikan didikan...”
(Amsal 13:18)
Judul sebuah berita onIine sangat
menarik, “Iwan Setyawan Anak Sopir Angkot Penakluk New York”. Menceritakan seorang yang bernama Iwan
Setyawan yang berasal dari keluarga miskin.
Ayahnya bekerja sebagai sopir angkot dan ibunya sebagai ibu rumah
tangga. Meskipun dari keluarga miskin
namun orangtua Iwan termasuk orangtua yang maju dalam pemikiran. Mereka mengutamakan pendidikan untuk
anak-anaknya. Orang tuanya mendukung
pendidikan Iwan hingga perguruan tinggi.
Meski perjalanan untuk menyelesaikan pendidikan tinggi tersebut penuh
dengan pengorbanan. Ibunya sering
menggadaikan barang-barangnya agar Iwan bisa tetap sekolah. Bahkan ayahnya menjual angkot satu-satunya
mesin penghasil uang untuk keluarga demi mendukung pendidikan tinggi anaknya
itu. Akhirnya pengorbanan kedua
orangtuanya tidak sia-sia. Setelah lulus
dari IPB Iwan setiawan di terima di Nielsen Research Company. Selanjutnya karena ketekunannya Ia di pindah
di New York, Amerika. Disana Iwan
bekerja lebih keras dari yang lainnya.
Akhirnya Ia mendapat posisi yang cukup tinggi di Nielsen Research Amerika. Dari Amerika Ia mendukung keuangan
keluarganya di Indonesia.
Kisah tersebut memperlihatkan
pentingnya pendidikan untuk memutus rantai kemiskinan. Amsal Salomo juga menyatakan pendapat yang
sama. Orang yang mengabaikan didikan
atau pendidikan akan ditimpa kemiskinan dan cemooh. Oleh karena itu perlu meneladani sikap orang
tua Iwan Setyawan, meskipun mereka berpendidikan rendah dan hidup dalam
keterbatasan ekonomi namun pemikirannya sudah sangat maju. Mereka sadar bahwa cara utama memutuskan kemiskinan
dalam keluarganya adalah dengan memberikan dukungan sepenuhnya kepada anaknya
untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya.
Meskipun dengan demikian akan banyak pengorbanan, namun selanjutnya pengorbanan tersebut akan
menghasilkan sesuatu masa depan keluarga yang lebih baik. Seperti juga kata Amsal, “Dengarlah nasehat
dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan”. Itu berarti dengan mengutamakan pendidikan
maka masa depan dapat kita rancang dengan bijaksana menuju masa depan yang
gilang gemilang.
Satu karakter yang membuat Iwan
sukses adalah karakter bekerja dengan tekun dan memberi yang terbaik. Ia menyaksikan bahwa dirinya bekerja dalam
waktu yang lebih lama dari yang lainnya.
Ia mengerjakan pekerjaan tidak hanya dengan hasil standart saja namun
dengan hasil yang terbaik,melebihi standar pada umumnya. Dengan karakternya itu Iwan membuktikan bahwa
anak kampung Batu Malang dapat bersaing di dunia Internasional dan menjadi
berhasil.
Oleh Pdm.Iwan Firman Widiyanto, M.Th.
No comments:
Post a Comment