Hai saudara-saudara yang kukasihi,
ingatlah
hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar,
tetapi
lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah.
Yakobus1:19
Judulnya sangat romantis, Jika
diungkapkan dengan pasangan maka dampaknya akan dahsyat
”menentramkan....”. Karena pada dasarnya
setiap orang mempunyai kebutuhan untuk didengarkan dalam arti dipahami
seutuhnya. Namun anehnya banyak orang
tidak suka mendengar bahkan tidak mempunyai kemampuan untuk mendengarkan dengan
baik.
Bagaimana bisa seseorang tidak
mempunyai kemampuan mendengar, padahal masing-masing mempunyai telinga. Karena mendengar tidak hanya mendengarkan
suara melalui telinga, namun mendengar dengan pikiran dan hati. Ini berarti dapat memahami kehendak dan
maksud serta merasakan apa yang diungkapkan orang lain. Beberapa sikap yang
diperlukan untuk mendengar dengan baik adalah; kesabaran untuk tidak
terburu-buru menanggapi atau menilai sebelum mengerti benar persoalan;
ketenangan untuk mencari hikmat guna memahami masalah dan mencari akar
persoalan; kerendahan hati untuk ditegur dan dikoreksi, dan kelembutan untuk
bertindak dengan kasih.
Lawan dari kehendak untuk
mendengar adalah keangkuhan diri, egois alias menang sendiri dan merasa benar sendiri. Biasanya orang yang seperti ini senantiasa
terburu-buru untuk menilai sebelum mengetahui secara benar persoalan. Kalau salah dia akan berkelit, mencari
pembenaran sendiri. Maka yang terlontar
dari mulutnya adalah kemarahan yang penuh penghakiman (Yak.1:19). Pada kesempatan awal tahun 2013 ini marilah
kita jadikan momentum yang baik untuk belajar lebih banyak mendengar pasangan
atau sesama kita daripada banyak berkomentar apalagi yang tidak membangun
bahkan menyakitkan hati.
Oleh : Iwan Firman Widiyanto
No comments:
Post a Comment