NATAL YANG SEDERHANA
Oleh : Iwan Firman
Widiyanto, M.Th
Hari ini gerejaku merayakan Natal
Katanya sih natal yang sederhana
Sesederhana natal gerejaku
Masih kunikmati kerlap kerlip lampu pohon cemara
Tarian anggun nan gemulai
Pujian merdu paduan suara
Dekorasi yang menawan
Dan aneka makanan penambah sukacita
Itu tidak salah...
Karena merupakan persembahan terbaik
Bagi Yesus Sang Raja Juruselamat umat Manusia
Namun dahulu kala...
Di Natal perdana
Barangkali segalon minyak wangipun
Belum mampu menepis bau pesing kencing
Para ”embek” yang mewarnai kandang
Tempat Sang Juruselamat dilahirkan
Tiada hiasan lain kecuali sesuatu hitram kecil-kecil
”prentul-prentul” yang sempat disapu dan dikumpulkan Yusuf
Di sudut ruangan
Duh...duh... Rajaku yang empunya dunia
Tiada Spring bed bagi tubuh halusmu, atao selimut lembut nan wangi
Sebaliknya...
Gombal amoh atau kain lampin cukuplah menjadi teman mimpimu
Jerami gatal cukuplah menjadi fasilitas penting
Agar palunganMu agak terasa empuk
Semua itu adalah rencanaMu
Bukanlah kebetulan saja
Memang sudah menjadi niat yang suci
Engkau rela mendekati kami
yang bak kandang pesing, busuk,
kotor karena dosa
Tiada gengsi Engkau melekatkan diri pada yang hina dan mlarat ini
Terimakasih Tuhanku
Aku bahagia, terhormat dan bangga
Engkau membuat debu ini menjadi mulia
Istilah kata Kere Diunggahke Bale
Matur nuwun Duh Pangeran...
KehadiranMu menerangi jiwaku
Yang dulu kumuh
Namun sekarang
Indah penuh makna
Ini hidupku, terbuka bagiMu
Srumbung Gunung, 23 Desember 2012
yummy. . . .
ReplyDeletePuisinya Keren Pak...
ReplyDeletemungkin kategorinya bukan Poultry (unggas) tetapi Poetry (puisi)..
hehehehe
kiranya hidupku sekarang memuliakanMu, Tuhan...
ReplyDelete