Di
dalam dunia ada dua jalan
Lebar
dan sempit, mana kau pilih
Yang
lebar api, jiwamu mati
Tapi
yang sempit, hidup berglori
Pujian lama tersebut menggambarkan
jalan hidup manusia di dunia ini penuh dengan pilihan. Di sana sudah dijelaskan
keuntungan dan kerugian masing-masing. Jadi terserah mau pilih yang mana?
Memilih hidup abadi atau memilih kematian abadi? Tentu saja memilih hidup
abadi. Meskipun sudah memilih hidup abadi tidak sekonyong-konyong membuat kita
hidup abadi. Untuk memperolehnya diperlukan adanya proses yang harus dilalui
oleh manusia. Dalam melakukan proses tersebut butuh keyakinan yang kuat,
perjuangan, ketekunan dan kesabaran. Ketika kita bisa melewatinya maka kita
akan memperoleh hidup abadi.
Tidak sedikit orang gagal atau
berhenti di tengah proses yang dilalui tersebut. Apa yang menyebabkan gagal?
Salah satunya karena menghadapi pilihan-pilihan yang lain ketika melalui proses
hidup. Ada tawaran lain yang menggiurkan menyebabkan hati goyah dan tergoda
untuk mencobanya. Lalu bagaimana kita bisa ajeg dengan pilihan kita? Caranya
adalah menyerahkan sepenuhnya hidup kita kepada Tuhan. Apapun yang terjadi
harus terus berjuang dengan segenap kemampuan.
Dalam kehidupan manusia selalu
diperhadapkan dengan pilihan-pilihan yang harus diambil. Cara mengambil
keputusan tersebut tidaklah mudah, ada konsekuensi yang mengikuti atas pilihan
tersebut. Di samping harus menghadapi konsekuensi juga harus dapat
mempertanggung-jawabkan pilihan yang diambil. Dalam mengambil keputusan
diperlukan dasar-dasar yang kuat dan tujuan yang jelas. Dasar-dasar tersebut
adalah dasar Etika, sosial, budaya dan agama. Tentu saja pengambilan keputusan
berdasarkan Firman Tuhan. Setiap pilihan pasti mengandung konsekuensi. Oleh
karena itu perlu bijak dalam mengambil keputusan. Setiap pilihan memiliki hasil
masing-masing. Seperti dalam firman Tuhan hari ini, yang dicontohkan oleh para
bidan yang memilih untuk takut akan Tuhan. Akhirnya Tuhan memberkati hidup
mereka. Contoh lain adalah putri Firaun, memilih untuk mengambil Musa menjadi
anaknya karena rasa kasihan dan Simpati.
Saat ini kita sudah memilih untuk
percaya kepada Yesus Kristus, maka sudah sepenuhnya kita berserah penuh kepada
Tuhan. Mengasihi yang lain dengan tulus. Cintailah orang lain, maka kita akan
dicintai orang lain juga. (TEN recover By H2)