(Pengkotbah 8:1)
“... Hikmat manusia
menjadikan wajahnya bercahaya dan berubahlah kekerasan wajahnya”
Pengkotbah
adalah salah satu kitab suci yang sangat sulit di pahami. Di dalamnya terdapat
banyak hal yang diungkapkan secara kontradiksi.
Misalnya, Di satu sisi Ia menganjurkan orang berhikmat dan banyak belajar -- dan dia
pun seorang pembelajar kehidupan yang baik-- namun di sisi lain ia mengatakan semuanya
itu sia-sia karena di dalam hikmat ada banyak susah hati (1:18). Meskipun demikian Ia tidak mengatakan hikmat
sama sekali tidak berguna. Ia menulis,
“...Hikmat manusia menjadikan wajahnya bercahaya dan berubahlah kekerasan
wajahnya”(8:1). Itu berarti hikmat tetap
merupakan sesuatu yang bernilai. Disebut
sebagai dapat membuat wajah orang bercahaya sekaligus merubah kekerasan
wajahnya. Kita tahu bahwa wajah itu
representasi dari hati. Dengan demikian
hikmat tidak hanya merubah wajah namun juga merubah hati yang memancarkan
kehidupan yang lebih baik.
Inilah
kesimpulan hikmat dari Pengkotbah, Pertama : Senantiasa mensyukuri apa yang
sudah dikaruniakan Tuhan dengan cara menikmati dan bergembira atas segala hasil
jerih lelah (2:24-26; 5:17; 9:7-8).
Kedua; Senantiasa bergembira dalam pekerjaan (3:2; 9:10). Ketiga; Menikmati hidup bersama istri seumur
hidupmu yang dikaruniakan Tuhan (9:9). Keempat; Tetap berhikmat karena hikmat
itu perkasa dan mempunyai kekuatan (9:16-18). Kelima; Selama hidup harus mengingat Tuhan, takut
akan Tuhan dan dan berpegang pada perintah-perintahNya karena pada saatnya
Tuhan akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan (12:1; 12:13-14).
Marilah membuat
hidup kita bercahaya dan membawa perubahan didalamnya dengan mencari hikmat dan
melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh Pdm.Iwan Firman Widiyanto, M.Th.
No comments:
Post a Comment