(Keluaran 32:1-35)
Setelah lama di
tinggal oleh Musa ke gunung Sinai untuk bertemu dengan Tuhan, bangsa Israel
membuat patung lembu emas untuk disembah.
Menyaksikan hal itu Tuhan dan Musa menjadi sangat marah. Pertama-tama Tuhan hendak membasmi seluruh
bangsa Israel dan hanya keturunan Musa sajalah yang akan di buat menjadi bangsa
yang besar (ay.10). Namun Musa memohon
agar bangsa Israel diampuni. Lalu Tuhan
mengampuni kesalahan orang Israel (ay.14).
Tapi justru Musa sendirilah yang selanjutnya geram terhadap bangsa Israel. Sehingga Ia menyuruh orang Lewi untuk
membunuh setiap orang yang telah memberontak pada Tuhan. Hingga tiga ribu orang tewas pada waktu itu
(ay.28).
Apa yang
dilakukan Musa itu mungkin bisa disebut sebagai pembaharuan radikal. Sangat ekstrim ! Membunuh kurang lebih tiga ribu orang yang
memberontak pada Tuhan dalam satu kesempatan.
Namun kita perlu melihat maknanya, sedangkan tindakan kekerasannya tidak
patut untuk di contoh. Maknanya adalah kehendak untuk membangun
kembali komunitas yang takut akan Tuhan.
Hormat dan tunduk akan kehendak Tuhan.
Maka untuk membangun hal itu perlu menyingkirkan semua penyebab
ketidaktaatan kepada Tuhan.
Kita harus
bertindak yang radikal juga. Bukan
dengan kekerasan namun berdasarkan kasih Kristus. Membangun generasi yang takut akan Tuhan
untuk menghadirkan Kerajaan Allah di bumi seperti di Surga. Pendirian Pusat Pengembangan Anak di GKMI
Srumbung Gunung adalah suatu pembaharuan yang radikal juga. Melalui program itu kita akan membangun
generasi yang takut akan Tuhan secara sistematik dan masif. Melaluinya wajah bangsa Indonesia bahkan
dunia akan diubah dan diperbaharui seturut dengan kehendak Tuhan.
(MOU pendirian PPA antara GKMI Srumbung Gunung dengan Yayasan Compassion)
(MOU pendirian PPA antara GKMI Srumbung Gunung dengan Yayasan Compassion)
Pdm.Iwan Firman Widiyanto, M.Th.
No comments:
Post a Comment