“Belajar Beriman Dari Alam”

(Matius 6:25-33)

Image result for burung photography

Biasanya untuk belajar beriman kita akan mengarah pada sosok para nabi, rasul, tokoh kekristenan dunia, tokoh gereja seperti pendeta, majelis, tua-tua bijak dan yang lainnya.  Namun menarik bahwa  Tuhan Yesus mengajar kita justru untuk belajar beriman kepada burung yang tidak menabur namun tetap mendapatkan makanannya (ay.26), bunga bakung yang tidak memintal  dan rumput yang hanya mempunyai  umur singkat, namun keduanya diberi pakaian yang indah dari Tuhan (ay.28-30).   Tuhan Yesus mengajar kita untuk belajar dari alam yang seringi dipandang sebelah mata atau dianggap remeh oleh manusia.   Alam yang dianggap mempunyai derajad yang lebihy rendah dari pada manusia.  Sehingga sering menjadi korban kesewenang-wenangan manusia untuk memuaskan nafsu serakahnya.  
Dari perikop ini kita bisa menarik makna, pertama; Tuhan Yesus sangat menghargai alam ciptaan.  Sehingga Ia memberikan posisi yang cukup terhormat dihadapan manusia, khususnya alam dijadikan sebagai teladan dalam hal kerohanian, yaitu dalam hal mempercayakan hidupnya kepada Tuhan.  Kedua; Orang yang terlalu mengkawatirkan kebutuhan hidupnya disebut sebagai orang yang kurang percaya, bahkan tidak tanggung-tanggung disebut sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau Atheis (ay.31-32). Ketiga; Tuhan Yesus justru mengajar untuk memprioritaskan kebutuhan rohani terlebih dahulu, yaitu “mencari kerajaan Surga” (ay.33).  Selanjutnya Tuhan sendiri yang akan ganti memprioritaskan atau memberikan berkat kecukupan atas kebutuhan.
Jadi seperti Allah yang menghormati alam maka kita juga harus  turut menjaga demi kelestariannya.  Dari alam kita bisa belajar banyak hal terutama sikap kepasrahannya kepada sang pemilik hidup.  Alam terlihat sangat mempercayakan hidupnya hanya kepada sang pencipta saja.  Sepertinya tidak banyak menuntut dan dengan demikian berbahagia dalam setiap keadaannya.  Mari kita beriman yang sesungguhnya dengan tidak terlalu mengkawatirkan kebutuhan hidup.  Senantiasa percaya pemeliharaan Tuhan yang ajaib.  Selanjutnya mari membangun hubungan yang erat dengan Tuhan dalam ibadah bersama, pribadi dan juga terlibat dalam berbagai pelayanan gereja dan sosial dengan penuh sukacita dan rasa syukur.


Oleh Pdt.Iwan Firman W., M.Th.  

No comments:

Post a Comment