Apa yang ditakutkan bisa menjadi Kenyataan



Ayub 3 : 25
“Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku”



“yachhh, inilah hidup.”   Demikian guman seorang teman yang sangat kecewa ketika mendapati apa yang ia takutkan terjadi.  Karena usianya yang beberapa tahun lagi kepala empat dan ternyata ia belum mendapatkan pendamping hidup, beberapa teman yang lain sering meledek dia, atau sekedar bertanya, “Kapan kawinnya?”  Kapan Undangannya?”  “Kapan bawa gandengan ?” (Kayag truk aja Guyss).  Maka hal yang demikian itu justru membuat dia semakin larut dalam suasana takut untuk mencari pasangan hidup.  Dan yang terakhir terjadi dia justru tidak jadi menikah, padahal semua persiapan sudah dilakukan. 
Ada lagi kejadian seorang teman yang kalau diajak olah raga selalu bilang takut lemes dan sebagainya.  Kenyataannya hampir setiap saat dia malah merasa lemas dan letih. Walaupun tidak melakukan aktifitas.
Kalau cerita orang takut kehilangan harta dan malah kehilangan harta, pasti juga sering kita dengar ya guys?  Dari hal – hal ini bisa kita menarik sebuah kesimpulan bahwa sebuah ketakutan justru sangat berpotensi membuat keaadaan yang baik menjadi tidak baik, keadaan yang biasa aja menjadi tidak menyenangkan, ataupu keadaan yang sudah kurang baik menjadi tambah tidak baik.  Dan dalam sejarah cerita Alkitab, Ayub sudah diceritakan mengalami kejadian yang seperti ini.
Dari Pengalaman – pengalaman hidup dan beberapa cerita Alkitab, Secara logika saja sebagai manusia, kita bisa mengatakan bahwa tidak ada perlunya untuk merasa takut, walaupun pasti ada saja alasan pembenaran untuk takut karena itu sebuah rasa yang manusiawi.

Dalam Mazmur 23 : 4 dituliskan demikian :
“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan  tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku”
Jadi walaupun secara manusia, takut adalah manusiawi, namun secara iman tidak seharusnyalah kita merasa takut.  Ada seperti sebuah garansi untuk kita tidak perlu takut, karena ada Penyertaan Tuhan. Dan secara iman juga, kita percaya bahwa Tuhan kita yang Maha Dasyat itu akan tetap menyertai kita. (H2)

No comments:

Post a Comment